Kreatifitas Seni “Festival Dolanan Anak dan Lomba Mewarnai”

Dalam rangka festival dolanan anak dan lomba mewarnai mengajak anak-anal di Desa Bangsan Kayen Sindumartani Ngemplak Sleman Minggu 13 Agustus 2017. Dolanan tradisional dinilai dapat membantu membentuk karekter anak sesuai dengan budaya Indonesia yang mencintai kebersamaan dan saling menyayangi.

Drs. Indra Wahyudi, M.Si menjelaskan kreativitas seni agak berbeda dengan kreativitas pada umumnya. Batasan yang paling umum mengenai kreativitas adalah, cara berpikir yang tidak lazim tetapi mengena ketika seseorang mencoba menyelesaikan masalah yang sedang dihadapi. Pada kreativitas seni penyelesaian masalah lebih merupakan gagasan yang menggugah aspek kognitif, afektif dan perilaku pada aspresiator.

Disisi lain, kreativitas seni permainan tradisional ini justru lebih mendidik terutama mendidik karekter anak. Dolanan tradisional bisa melatih anak untuk lebih berjiwa sosial karena anak harus berinteraksi dengan anak yang lain, membangun kebersamaan seperti budaya kebangsaan Indonesia.

Karekter sebagai anak bangsa Indonesia sebenarnya justru akan tumbuh dengan dolanan tradisional, karena harus berinteraksi dengan anak yang lain, berarti tidak individualis, dilatih berkerjasama dengan tim yang berarti melatih mereka dalam hal persatuan ada menang dan kalah dan membiasakan diri anak untuk saling bertoleransi.

“Internet Sehat, Karakter Hebat”

Internet merupakan sebuah jaringan dan informasi dunia yang sangat luas. Sejuta manfaat bisa kita dapat hanya bermodalkan kemampuan dan kemauan menggunakan internet. Kita juga bisa dengan mudah memperoleh informasi atau data apapun seperti lowongan kerja, baca berita, download software, dll. Masih banyak lagi yang bisa kita dapatkan sesuatu yang positif melalui internet.

Untuk menjawab problematika orangtua, guru, masyarakat dan remaja, maka salah satu dosen Fakultas Psikologi Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta Drs. Indra Wahyudi, M.Si menjadi pembicara dalam Program Kerja di PadukuHan Mancasan-Kleben KKN UP 45 YK dengan tema “Internet Sehat, Karekter Hebat” pada hari Minggu, 27  Agustus 2017.

Sudah tentu isi di Internet itu dapat bermanfaat, jika kita gunakan dengan mencari hal-hal yang positif dan untuk menambah wawasan kita tentang internet. Karena sifat bebas dari internet, maka ada saja materi atau isi yang bersifat negatif di internet. Misalnya  tipuan, hasutan, fitnah, separatism, pornografi, radikalisme, scaming, hacking, dan perjudian.

Drs. Indra Wahyudi, M.Si menjelaskan berkembangnya arus media sosial yang deras apakah tidak membuat anak tergiur?. Bagi anak yang memiliki konsep diri yang positif, ya mungkin tergoda sebentar. Tapi selanjutnya dia akan menanyakan buat apa semua ini?. Toh saya tidak seperti itu?. Anak yang memiliki konsep diri yang positif tidak nyaman mengkianati kebersamaan dan kebaikan orang tua dan saudaranya dan hanya tertarik kepada informasi media jejaring yang bermanfaat terutama bagi pengembangan diri pribadinya saja. Selain itu anak yang memiliki konsep diri yang positif tidak mudah tergiur berkata bohong, fitnah, separatism, pornografi, radikalisme, hacking dan phining.

Dengan pemahanan yang cukup tentang internet serta didukung kedewasaan dalam memilah hal yang baik dan yang buruk, maka dapat memaksimalkan dampak positif internet serta mengurangi dampak negatifnya. Program KKN UP 45 Yogyakarta “Internet sehat, Karekter Hebat” ini bertujuan mengajak masyarakat agar peduli dengan penggunaan internet yang sehat dan membangun karekter yang baik khususnya bagi warga Negara Indonesia.

FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS PROKLAMASI 45 YOGYAKARTA ADAKAN TALKSHOW TENTANG “FENOMENA TINDAK KEKERASAN DI KALANGAN REMAJA”

Sebagai salah satu institusi pendidikan di masyarakat, Fakultas Psikologi Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta mengadakan kegiatan rutin tiap semester Talkshow tentang “Fenomena Tindak Kekerasan di Kalangan Remaja”. Remaja adalah fase transisi dari fase anak-anak menuju fase dewasa awal. Pada tahap perkembangan ini individu cenderung memiliki kontrol diri yang rendah. kontrol diri yang rendah dari individu berpotensi pada pelampiasan akan kebutuhan yang tidak terpenuhui dengan perilaku agresif. Untuk menjawab problematika orangtua, guru, masyarakat dan remaja, maka Fakultas Psikologi Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta mengadakan Talkshow pada hari Sabtu 29 Juli 2017 di Ruang Seminar Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta. Kegiatan ini dipandu oleh Bapak Susilo Nugroho yang dikenal oleh masyarakat dengan panggilan Den Baguse Ngarso.

Ibu Ratna Yunita Setiyani S, M.Psi Kaprodi UNISA Yogyakarta, menjelaskan bahwa Remaja adalah seseorang yang berusia dari 13-20 tahun, yang mengalami masa puber menuju kematangan seksual dan mental. Remaja mempunyai perilaku lebih cenderung percaya daengan teman daripada orangtuanya.

Bapak dr. H. KPH Sutomo Parastho Kusumo, Budayawan menjelaskan tentang konsep menghadapi remaja pada jaman dahulu, anak selalu mendapatkan pembelaan dan menyalahkan orang lain ketika berbuat suatu kesalahan.

Bapak Drs. Indra Wahyudi, M.Si., Dosen Fakultas Psikologi Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta, menyampaikan bahwa persoalan kekerasan berawal dari suatu dorongan yang ditunjukan kepada orang lain, dan disengaja sehingga orang lain tersebut berusaha untuk menghindar. Kekerasan di kalangan remaja muncul berawal dari usia balita. Perlakuan yang diterima sewaktu balita akan berpengaruh ketika anak mulai masuk fase remaja.

Bapak Armunanto, Staf UNICEF, menyampaikan bahwa Pemerintah mendukung remaja untuk mengembangkan potensi positifnya sehingga remaja tidak memunculkan sikap negatifnya, hal negatig yang sering muncul yaitu perilaku tindak kekerasan

Bapak AKBP. Beja, M.H., Kasubdit IV Renakta, Ditreskimum Polda DIY, memberikan contoh perilaku tindak kekerasan yang terjadi pada Remaja di Yogyakarta akhir-akhir ini yaitu perilaku yang disebut klithih. Kecenderungan perilaku kekerasan sebagai salah satu tugas perkembangan yang harus dilewati oleh remaja. Tugas polisi dalam menghadapi tindak kekerasan dalam konsep perlindungan anak yaitu tidak harus dihukum.

Bapak Drs. C. Bambang Santosa Hadi, Kasie Perlindungan dan Rehabilitasi BPRSR DINSOS DIY, menjelaskan bahwa Anak yang berbuat pidana tidak harus dihukum, melainkan bisa diselesaikan dengan proses kekeluargaan. Perlindungan anak yang menjadi perilaku kekerasan yang banyak dilakukan oleh remaja misalnya pembacokan, tawuran dan lain-lain.

Melalui kegiatan ini diharapkan para peserta Talkshow bisa memahami permasalahan-permasalahan remaja, dan memiliki gambaan tentang remaja dan penanganan remaja.

Praktikum Tes Bakat Praktek di SMA Bopkri Banguntapan

Laboratorium Fakultas Psikologi berada dalam naungan Fakultas Psikologi Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta yang berorientasi sebagai pendukung proses pembelajaran bagi mahasiswa. Atas dasar ini dalam segala usahanya Laboratorium Fakultas Psikologi selalu memberikan pelayananyang professional, mudah dan cepat, alat praktikum yang lengkap sesuai dengan kebutuhan praktikum mahasiswa, tempat praktikum Tes Bakat berkerja sama dengan SMA Bopkri Banguntapan.

Praktikum mata kuliah Tes Bakat salah satu bentuk penerapan program pendidikan yang diperoleh selama belejar dikampus, sebagai program penguasaan yang diperoleh melalui kegiatan lansung lapangan. Pada kesempatan ini mahasiswa lansung menjadi tester untuk siswa-siswa