PENDIDIKAN PATRIOTISME DALAM KELUARGA: PENGENALAN SIKAP KEPAHLAWANAN (

(KERJASAMA FAKULTAS PSIKOLOGI UP45 & RADIO EMC MINGGU KE-48)

Fx. Wahyu Widiantoro

Fakultas Psikologi Universitas Proklamasi 45

Yogyakarta

Patriotisme menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia, adalah sikap dan semangat yang sangat cinta kepada tanah air sehingga berani berkorban jika diperlukan oleh negara. Sikap patriotisme dapat ditanamkan kepada anak-anak sejak usia dini agar dapat menghargai bangsa dan negaranya. Pentingnya menanamkan sikap patriotisme karena anak-anak merupakan harapan bangsa serta keberlangsungan bangsa kelak terletak di tangan anak-anak yang hidup pada saat ini.

Mangunhardjana (1985), dalam menjelaskan ciri patriotisme yang sejati menyebutkan tentang karakteristik orang-orang yang patriot. Karakteristik patriotik itu antara lain: mempunyai rasa cinta pada tanah air, rela berkorban untuk kepentingan bangsa dan negara, menempatkan persatuan dan kesatuan, serta keselamatan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi dan golongan, berjiwa pembaharu dan tidak mudah menyerah.

Upaya pendidikan nilai-nilai patriotisme dalam keluarga dapat dilakukan dengan pengenalan sikap kepahlawanan. Kegiatan yang dapat menumbuhkan sikap patriotisme dalam diri anak antara lain melakukan upacara sederhana setiap hari Senin dengan menghormati Bendera Merah Putih, menyanyikan lagu Indonesia Raya, dan mengucapkan Pancasila. Pentingnya sebuah lagu kebangsaan dan menjadi identitas dari negara tersebut agar dapat mengingat kembali betapa pentingnya cinta terhadap negara. Cara sederhana lainnya yaitu mengamalkan Pancasila dalam kehidupan sehari-hari. Contoh perilaku yaitu tidak menuliskan hal-hal negatif di media sosial. Hal-hal yang ditulis adalah memberi inspirasi kepada orang lain untuk berbuat baik.

Gunarsa (1991), menjelaskan bahwa anak belajar dari orangtua, saudara kandung, dan anggota keluarga lain tentang apa yang dianggap benar dan salah oleh kelompok sosial tersebut. Keluarga merupakan sistem sosialisasi bagi anak sehinga anak mengalami pola disiplin dan tingkah laku afektif. Peran orangtua sangat dibutuhkan karena bertanggung jawab menciptakan sistem sosialisasi yang baik dan sehat bagi perkembangan moral remaja (Santrock, 2001).

Pendidikan patriotisme dalam keluarga melalui pengenalan sikap kepahlawanan diharapkan mampu menumbuhkan rasa cinta Tanah Air  hingga membangun karakter sebagai individu yang bersedia membangun negarnya dengan penuh dedikasi. Karakter individu yang kesetiaan, keberanian, rela berkorban, serta kecintaan pada bangsa dan negara, berusaha dengan segala daya upaya yang dimilikinya untuk melindungi, menjaga kedaulatan, kehormatan dan segala apa yang dimiliki oleh negaranya.

Tulisan tentang pendidikan patriotisme ini adalah materi siaran di Radio EMC Yogyakarta pada 16 Agustus 2016. Siaran ini adalah bentuk kerjasama antara Fakultas Psikologi UP45 dengan Radio EMC Yogyakarta, dan nama programnya adalah PEKA (Peduli Keluarga). Tujuan kerjasama adalah untuk memberi inspirasi kepada masyarakat Yogyakarta akan pentingnya kepedulian pada keluarga. Keluarga adalah basis masyarakat dan bangsa. Keluarga yang kuat akan memperkuat masyarakat dan bangsa. Pihak yang bertugas dalam siaran kali ini adalah dosen Psikologi UP45 yaitu Wahyu Widiantoro, staf marketing UP45 yaitu ibu Norita, dan mahasiswa Psikologi UP45 Tri Welas Asih. Tri Welas Asih adalah mahasiswa yang cemerlang, dan sudah sangat banyak prestasinya. Ia juga menjadi Kepala Sekolah di TK Khalifah Yogyakarta. Ia adalah figur yang menginspirasi bagi generasinya. Semoga siaran di Radio EMC ini terus berlangsung dengan lancar.

Referensi:

Gunarsa, S, D & Gunarsa, Y. (1995). Psikologi praktis: Anak, remaja dan keluarga. Jakarta : PT. BPK Gunung Mulia.

Mangunhardjana, A. M. (1985). Pendampingan kaum muda: Sebuah pengantar. Yogyakarta: Kanisius

Santrock, J. W. (2001). Adolescence (8 ed). New York : McGraw-Hill Co.

Suggested citation:

Widiantoro, F. W. (2016). Pendidikan patriotisme dalam keluarga: Pengenalan sikap kepahlawanan, Radio EMC Yogyakarta. 16 Agustus 2016.

0 replies

Leave a Reply

Want to join the discussion?
Feel free to contribute!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *