Pos

FILM TENTANG KEGIATAN DI PRODI PSIKOLOGI UP45:

KEGIATAN LITERASI PSIKOLOGI PADA MAHASISWA DI UP45

YOGYAKARTA

Fx. Wahyu Widiantoro

Fakultas Psikologi Universitas Proklamasi 45

Yogyakarta

Acara yang mengangkat tema menggali keterampilan literasi psikologi pada mahasiswa melalui kegiatan kliping merupakan upaya kreatif yang diadakan oleh Program Studi Psikologi UP45. Tema kegiatan berdasarkan keprihatinan atas rendahnya minat baca yang terjadi pada mahasiswa di UP45 serta masyarakat secara luas. Kegiatan diikuti oleh perwakilan setiap angkatan mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta dan terlaksana pada hari Minggu, 4 September 2016.

Kegiatan diawali dengan pemberian informasi tentang tujuan diadakannya acara yaitu untuk meningkatkan kemampuan literasi mahasiswa dengan cara yang mudah, murah, dan berdampak luas. Mahasiswa selanjutnya diajak membuat kliping dari surat kabar  Adapun tahapan kegiatan yaitu mahasiswa memilih artikel atau berita pada koran, menggunting artikel tersebut, menempelkan pada kertas daur ulang.  Mahasiswa meringkas, menyusun resensi serta menuliskan sumber informasi asli. Kliping ditempelkan pada majalah dinding, dan resensi dipublikasikan di majalah blogsite Moveon. Read more

PENGENALAN KARIR DI BIDANG MARITIM PADA ANAK-ANAK

KERJASAMA PSIKOLOGI UP45 & RRI YOGYAKARTA MINGGU KE-166

Fx. Wahyu Widiantoro

Fakultas Psikologi Universitas Proklamasi 45

Yogyakarta

Pengenalan karir yaitu proses pemberian pengetahuan tentang berbagai macam karir atau pekerjaan serta upaya menanamkan sikap positif terhadap semua pekerjaan yang ada di sekitar lingkungan anak. Peluang karir di negara kita yang masih terbuka luas antara lain di bidang maritim. Potensi Indonesia di bidang maritim begitu besar terdiri dari sumber daya alam dan letak yang strategis. Potensi yang dapat dioptimalkan yaitu bidang perikanan, transportasi laut, wisata bahari, wilayah pesisir, pembangunan industri jasa maritim, dan miyak bumi.

Salahudin (2012), menjelaskan bahwa secara umum pengenalan karir pada siswa memiliki tujuan diantaranya agar siswa memiliki pemahaman diri terkait dengan pekerjaan, memiliki pengetahuan tentang dunia kerja dan informasi karir yang menunjang kematangan kompetensi kerja serta memiliki kemampuan merencanakan masa depan. Tujuan layanan bimbingan karir di SD adalah mengenal ciri-ciri berbagai jenis pekerjaan yang ada baik dilingkungan sekitar rumah dan masyarakat luas, merencanakan masa depan, membantu arah pekerjaan, menyesuaikan keterampilan, kemampuan, membantu mencapai cita-cita, serta menumbuhkan minat dengan jenis pekerjaan (Depdikbud dalam Kartadinata, Ahman & Nani, 2002). Read more

PENDIDIKAN ANTI KORUPSI DALAM MASYARAKAT

KERJASAMA PSIKOLOGI UP45 & RRI YOGYAKARTA MINGGU KE-165

Fx. Wahyu Widiantoro

Fakultas Psikologi Universitas Proklamasi 45

Yogyakarta

Kesejahteraan masyarakat tidak akan tercapai bila praktik korupsi masih tetap berjalan aman dan terpelihara. Upaya preventif dalam menangani kasus korupsi dapat dilakukan melalui jalur pendidikan masyarakat. Penanaman nilai anti korupsi dapat dilakukan sedini mungkin melalui pengasuhan dan pendampingan anak oleh keluarga. Mendidik generasi muda dengan menanamkan nilai-nilai etika dan moral yang diperlukan dalam kehidupan bermasyarakat.

Alatas (1987), menjelaskan bahwa korupsi yaitu menyalahgunakan kepercayaan yang diberikan publik atau pemilik untuk kepentingan pribadi. Berdasarkan penjelasan tersebut maka pemerintah sebagai pengambil kebijakan dan pengayom masyarakat diharapkan memiliki sikap tegas dalam upaya pemberantasan korupsi. Read more

PENDIDIKAN ANTI KORUPSI DALAM KELUARGA

KERJASAMA FAKULTAS PSIKOLOGI UP45 & RADIO EMC MINGGU KE-50

Fx. Wahyu Widiantoro

Fakultas Psikologi Universitas Proklamasi 45

Yogyakarta

Pendidikan anti korupsi dalam keluarga perlu lebih dikembangkan karena keluarga menjadi tempat pertama dan utama untuk menanamkan nilai moral pada anak. Moralitas anak dikembangkan bersamaan dengan tumbuh kembang anak. Peran orang tua sebagai pendidik tentu menjadi sangat penting sehingga seorang anak dapat belajar berbagai norma kehidupan, kontrol perilaku, dan memiliki prinsip serta keyakinan dalam mengambil sikap.

Penanaman nilai moral yang di dalamnya terdapat pendidikan antikorupsi harus dimulai sedini mungkin. Perkembangan usia dini merupakan awal yang lebih kritis dalam diri anak daripada perkembangan selanjutnya. Seorang anak sedang berada pada masa tertinggi dalam menguasai ketrampilan dasar membaca, menulis, secara formal berhadapan langsung dengan dunia yang lebih besar dan lengkap dengan budayanya juga prestasi adalah tema sentral dalam dunia mereka yang disertai dengan kontrol diri yang meningkat (Santrock, 2011). Read more

PENTINGNYA PAUD TERHADAP KESIAPAN ANAK BERSEKOLAH

KERJASAMA FAKULTAS PSIKOLOGI UP45 & RADIO EMC MINGGU KE-49

Fx. Wahyu Widiantoro

Fakultas Psikologi Universitas Proklamasi 45

Yogyakarta

Kesiapan bersekolah pada diri setiap anak belum tentu sama dengan anak yang lainnya meskipun usianya sama. Salah satu upaya agar anak memiliki kesiapan bersekolah yaitu dengan adanya Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD). Tujuan Pendidikan Anak Usia Dini adalah untuk mengembangkan seluruh aspek kecerdasan bagi anak usia dini agar pertumbuhan dan perkembangan anak tercapai secara optimal sebagai kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.

Biechler dan Snowman (dalam Padmonodewo, 2000) yang dimaksudkan anak usia dini adalah mereka yang berusia antara 4-6 tahun. Mereka biasanya mengikuti program dini dan kindergarten. Sedangkan di Indonesia, umumnya mereka mengikuti program tempat penitipan anak (3 bulan – 5 tahun) dan Kelompok Bermain (usia 3 tahun), sedangkan pada usia 4-6 tahun biasanya mereka mengikuti program Taman Kanak- kanak. Read more

LAYANAN PENDAMPINGAN PSIKOLOGI DI HARI KEMERDEKAAN

KERJASAMA FAKULTAS PSIKOLOGI UP45 & TK KAMULAN MINGGU KE-12

Fx. Wahyu Widiantoro

Fakultas Psikologi Universitas Proklamasi 45

Yogyakarta

Semangat memperingati hari Kemerdekaan ditunjukan dengan berbagai kegiatan yang dilakukan oleh semua kalangan masyarakat.  Seperti berbagai lomba yang menarik dan atraktif serta layanan pendampingan psikologi. Acara yang telah berlangsung sukses merupakan salah satu bentuk kerjasama Fakultas Psikologi Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta dengan PAUD Kamulan Yogyakarta dikemas dalam kegiatan Parents Meeting di TK Kamulan, Pringwulung Condongcatur Yogyakarta. Kegiatan tersebut diadakan pada 20 Agustus 2016.   Read more

BENDERA MERAH PUTIH BERKIBAR DI RUMAHKU

KERJASAMA FAKULTAS PSIKOLOGI UP45 & TK KAMULAN MINGGU KE-11

Fx. Wahyu Widiantoro

Fakultas Psikologi Universitas Proklamasi 45

Yogyakarta

Penanaman dan pengembangan jiwa patriotisme dapat dilakukan sedini mungkin agar kelak seorang anak memiliki kecintaan terhadap Tanah Airnya. Upaya yang dapat dilakukan antara lain yaitu dengan pengenalan pada simbol-simbol yang sering dan mudah ditemui oleh anak-anak yaitu Bendera Merah Putih. Hal ini telah dilakukan pada pendampingan pada kegiatan menggambar pada anak-anak PAUD Kamulan yang dilakukan oleh Fakultas Psikologi UP 45 pada 16 Agustus 2016. Tema yang diangkat kali ini adalah Bendera. Tema tersebut berkaitan dengan peringatan Hari Kemerdekaan Indonesia 17 Agustus 2016. Read more

PENDIDIKAN PATRIOTISME DALAM KELUARGA: PENGENALAN SIKAP KEPAHLAWANAN (

(KERJASAMA FAKULTAS PSIKOLOGI UP45 & RADIO EMC MINGGU KE-48)

Fx. Wahyu Widiantoro

Fakultas Psikologi Universitas Proklamasi 45

Yogyakarta

Patriotisme menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia, adalah sikap dan semangat yang sangat cinta kepada tanah air sehingga berani berkorban jika diperlukan oleh negara. Sikap patriotisme dapat ditanamkan kepada anak-anak sejak usia dini agar dapat menghargai bangsa dan negaranya. Pentingnya menanamkan sikap patriotisme karena anak-anak merupakan harapan bangsa serta keberlangsungan bangsa kelak terletak di tangan anak-anak yang hidup pada saat ini. Read more

KEPEDULIAN MASYARAKAT TERHADAP KEBERADAAN PAUD (KERJASAMA FAKULTAS PSIKOLOGI UP45 & RRI MINGGU KE-164)

 

Fx. Wahyu Widiantoro

Fakultas Psikologi Universitas Proklamasi 45

Yogyakarta

Masa usia pra sekolah merupakan saat yang paling penting dalam rentang kehidupan individu. Perkembangan kecerdasan mengalami peningkatan yang pesat serta anak mulai sensitif menerima berbagai upaya untuk mengembangkan seluruh potensi yang ada pada dirinya. Tujuan pendidikan anak usia dini (PAUD), diharapkan mampu menanamkan landasan pembentukan karakter dan tingkah laku melalui pembiasaan dan latihan melalui kegiatan bemain sehingga anak berkesempatan mengembangkan kemampuan fisik, sosial, emosi dan kognitifnya. Berdasarkan ciri perkembangan pada anak usia dini serta tujuan kegiatan PAUD maka kepedulian masyarakat terhadap keberadaan PAUD perlu dikembangkan.

Kendala yang terjadi pada sebagian masyarakat untuk peduli pada keberadaan PAUD antara lain yaitu keberadaan layanan PAUD yang dirasa masih terbatas dan kurang merata. Hanya anak-anak tertentu saja yang mendapat kesempatan untuk berada di PAUD. Anak-anak yang memperoleh kesempatan PAUD tersebut umumnya berasal dari keluarga mampu di daerah perkotaan. Kendala lainnya yaitu kurangnya pengetahuan orang tua.  Keterbatasan pengetahuan dan informasi yang dimiliki orang tua menyebabkan orang tua tidak memahami potensi luar biasa yang dimiliki anak-anak pada usia 0-6 tahun sehingga potensi yang dimiliki anak tidak berkembang optimal.

Dampak pola asuh orangtua dalam pendampingan anak usia dini dijelaskan oleh Campbell (1995), bahwa pengasuhan yang asal-asalan, tidak konsisten, dan penuh penolakan akan mendatangkan kemarahan anak, frustrasi dan ketidakpatuhan. Sebaliknya, adanya kemampuan orangtua ataupun pengasuh untuk memenuhi kebutuhan anak akan tuntunan, dukungan, dan berbagi emosi yang positif yang mengatur tingkat perkembangan kepercayaan, pemahaman diri, serta kemauan untuk terlibat dengan orang lain dalam cara yang positif dan adaptif diyakini sebagai faktor positif bagi anak. Demikian pula Franz, McClelland, dan Weinberger (1991), menyatakan bahwa kehidupan sosial anak-anak ketika di rumah maupun di sekolah sangat mempengaruhi terbentuknya tingkah laku sosial pada anak.

Upaya pengembangan kepedulian masyarakat terhadap keberadaan PAUD membutuhkan dukungan dari berbagai pihak. Dukungan dari pemerintah sangat diharapkan agar semua lapisan masyarakat mendapatkan layanan PAUD secara proporsional. Perlunya peningkatan kualitas guru sebagai tenaga pendamping PAUD,  pengadaan fasilitas berupa sarana dan lingkungan belajar yang baik serta kurikulum berupa program yang terstruktur didukung pula dengan layanan gizi, perawatan dan pengasuhan kesehatan serta sosialisasi yang optimal.

Tulisan tentang kepedulian masyarakat pada keberadaan PAUD ini adalah materi siaran di RRI Yogyakarta pada 24 Agustus 2016. Siaran ini dapat berlangsung dengan lancar karena ada kerjasama antara RRI Yogyakarta dan Fakultas Psikologi UP45 Yogyakarta. Siaran kali ini dilakukan oleh dosen Psikologi UP45 yaitu Wahyu Widiantoro dan mahasiswa Wulandari. Wulandari adalah salah satu mahasiswa cemerlang di Fakultas Psikologi UP45. Pengalamannya sangat luas dalam bidang PAUD, karena selain menjadi mahasiswa ia juga seorang guru PAUD. Kelak kalau sudah menjadi sarjana psikologi, ia ingin mengarahkan anak-anak didiknya sesuai dengan berbagai pengetahuan tentang Psikologi Perkembangan. Pada acara tersebut juga ada kuis yang menarik. Kuis dimenangkan oleh Ibu Atik, guru TK Kamulan Yogyakarta. Beliau tinggal di Nologaten Yogyakarta. Semoga acara yang menarik serta memberi inspirasi pada masyarakat Yogyakarta ini terus berlangsung.

Referensi:

Campbell, S.B. (1995). Behavior problems in preschool children: A review of recent research. Journal of Child Psychology and Psychiatry, 36 (1), 113-149.

Franz, C.E., Mc. Clelland, D.C., & Weinberger, J., (1991). Childhood antecedents of conventional school accomplishment in midlife adults. Journal of Personality and Social Psychology, 60, 586 – 595.

Suggested citation:

Widiantoro, F. W. (2016). Kepedulian masyarakat terhadap keberadaan PAUD. RRI Yogyakarta. 24 Agustus 2016.