MENGAJAK ANAK-ANAK UNTUK PEDULI PADA LINGKUNGAN SEKITAR

TAMU PRODI PSIKOLOGI UP45

Arundati Shinta

Fakultas Psikologi Universitas Proklamasi 45

Yogyakarta

Salah satu kegiatan penting untuk menyambut periode akreditasi Prodi Psikologi UP45 yang habis masa berlakunya pada Agustus 2019 adalah mendatangkan tamu dari luar UP45. Kali ini tamu yang bersedia mengisi acara adalah Dr. Ami Aminah Meutia. Ibu Ami ini mengelola proyek Water Culture di Jepang lebih dari lima tahun. Bidang risetnya adalah Pengolahan Air Limbah/Tercemar dengan Lahan Basah. Proyek dan risetnya sesuai dengan ilmu yang digelutinya yaitu Teknik Lingkungan sampai jenjang S2 dan S3 di Universitas Waseda Jepang. Pertemuan dengan tamu yang luar biasa ini berlangsung dengan meriah, pada 15 September 2016. Read more

PENDIDIKAN ANTI KORUPSI DALAM KELUARGA

KERJASAMA FAKULTAS PSIKOLOGI UP45 & RADIO EMC MINGGU KE-50

Fx. Wahyu Widiantoro

Fakultas Psikologi Universitas Proklamasi 45

Yogyakarta

Pendidikan anti korupsi dalam keluarga perlu lebih dikembangkan karena keluarga menjadi tempat pertama dan utama untuk menanamkan nilai moral pada anak. Moralitas anak dikembangkan bersamaan dengan tumbuh kembang anak. Peran orang tua sebagai pendidik tentu menjadi sangat penting sehingga seorang anak dapat belajar berbagai norma kehidupan, kontrol perilaku, dan memiliki prinsip serta keyakinan dalam mengambil sikap.

Penanaman nilai moral yang di dalamnya terdapat pendidikan antikorupsi harus dimulai sedini mungkin. Perkembangan usia dini merupakan awal yang lebih kritis dalam diri anak daripada perkembangan selanjutnya. Seorang anak sedang berada pada masa tertinggi dalam menguasai ketrampilan dasar membaca, menulis, secara formal berhadapan langsung dengan dunia yang lebih besar dan lengkap dengan budayanya juga prestasi adalah tema sentral dalam dunia mereka yang disertai dengan kontrol diri yang meningkat (Santrock, 2011). Read more

Ujian Tengah Semester Ganjil

Waktu : 31 Oktober 2016 – 12 November 2016
Tempat :  Sesuai Jadwal
Penanggung Jawab :  Biro Akademik

*Waktu dapat berubah sesuai kebijakan

 

PENTINGNYA PAUD TERHADAP KESIAPAN ANAK BERSEKOLAH

KERJASAMA FAKULTAS PSIKOLOGI UP45 & RADIO EMC MINGGU KE-49

Fx. Wahyu Widiantoro

Fakultas Psikologi Universitas Proklamasi 45

Yogyakarta

Kesiapan bersekolah pada diri setiap anak belum tentu sama dengan anak yang lainnya meskipun usianya sama. Salah satu upaya agar anak memiliki kesiapan bersekolah yaitu dengan adanya Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD). Tujuan Pendidikan Anak Usia Dini adalah untuk mengembangkan seluruh aspek kecerdasan bagi anak usia dini agar pertumbuhan dan perkembangan anak tercapai secara optimal sebagai kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.

Biechler dan Snowman (dalam Padmonodewo, 2000) yang dimaksudkan anak usia dini adalah mereka yang berusia antara 4-6 tahun. Mereka biasanya mengikuti program dini dan kindergarten. Sedangkan di Indonesia, umumnya mereka mengikuti program tempat penitipan anak (3 bulan – 5 tahun) dan Kelompok Bermain (usia 3 tahun), sedangkan pada usia 4-6 tahun biasanya mereka mengikuti program Taman Kanak- kanak. Read more

LAYANAN PENDAMPINGAN PSIKOLOGI DI HARI KEMERDEKAAN

KERJASAMA FAKULTAS PSIKOLOGI UP45 & TK KAMULAN MINGGU KE-12

Fx. Wahyu Widiantoro

Fakultas Psikologi Universitas Proklamasi 45

Yogyakarta

Semangat memperingati hari Kemerdekaan ditunjukan dengan berbagai kegiatan yang dilakukan oleh semua kalangan masyarakat.  Seperti berbagai lomba yang menarik dan atraktif serta layanan pendampingan psikologi. Acara yang telah berlangsung sukses merupakan salah satu bentuk kerjasama Fakultas Psikologi Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta dengan PAUD Kamulan Yogyakarta dikemas dalam kegiatan Parents Meeting di TK Kamulan, Pringwulung Condongcatur Yogyakarta. Kegiatan tersebut diadakan pada 20 Agustus 2016.   Read more

BENDERA MERAH PUTIH BERKIBAR DI RUMAHKU

KERJASAMA FAKULTAS PSIKOLOGI UP45 & TK KAMULAN MINGGU KE-11

Fx. Wahyu Widiantoro

Fakultas Psikologi Universitas Proklamasi 45

Yogyakarta

Penanaman dan pengembangan jiwa patriotisme dapat dilakukan sedini mungkin agar kelak seorang anak memiliki kecintaan terhadap Tanah Airnya. Upaya yang dapat dilakukan antara lain yaitu dengan pengenalan pada simbol-simbol yang sering dan mudah ditemui oleh anak-anak yaitu Bendera Merah Putih. Hal ini telah dilakukan pada pendampingan pada kegiatan menggambar pada anak-anak PAUD Kamulan yang dilakukan oleh Fakultas Psikologi UP 45 pada 16 Agustus 2016. Tema yang diangkat kali ini adalah Bendera. Tema tersebut berkaitan dengan peringatan Hari Kemerdekaan Indonesia 17 Agustus 2016. Read more

PENDIDIKAN PATRIOTISME DALAM KELUARGA: PENGENALAN SIKAP KEPAHLAWANAN (

(KERJASAMA FAKULTAS PSIKOLOGI UP45 & RADIO EMC MINGGU KE-48)

Fx. Wahyu Widiantoro

Fakultas Psikologi Universitas Proklamasi 45

Yogyakarta

Patriotisme menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia, adalah sikap dan semangat yang sangat cinta kepada tanah air sehingga berani berkorban jika diperlukan oleh negara. Sikap patriotisme dapat ditanamkan kepada anak-anak sejak usia dini agar dapat menghargai bangsa dan negaranya. Pentingnya menanamkan sikap patriotisme karena anak-anak merupakan harapan bangsa serta keberlangsungan bangsa kelak terletak di tangan anak-anak yang hidup pada saat ini. Read more

KEPEDULIAN MASYARAKAT TERHADAP KEBERADAAN PAUD (KERJASAMA FAKULTAS PSIKOLOGI UP45 & RRI MINGGU KE-164)

 

Fx. Wahyu Widiantoro

Fakultas Psikologi Universitas Proklamasi 45

Yogyakarta

Masa usia pra sekolah merupakan saat yang paling penting dalam rentang kehidupan individu. Perkembangan kecerdasan mengalami peningkatan yang pesat serta anak mulai sensitif menerima berbagai upaya untuk mengembangkan seluruh potensi yang ada pada dirinya. Tujuan pendidikan anak usia dini (PAUD), diharapkan mampu menanamkan landasan pembentukan karakter dan tingkah laku melalui pembiasaan dan latihan melalui kegiatan bemain sehingga anak berkesempatan mengembangkan kemampuan fisik, sosial, emosi dan kognitifnya. Berdasarkan ciri perkembangan pada anak usia dini serta tujuan kegiatan PAUD maka kepedulian masyarakat terhadap keberadaan PAUD perlu dikembangkan.

Kendala yang terjadi pada sebagian masyarakat untuk peduli pada keberadaan PAUD antara lain yaitu keberadaan layanan PAUD yang dirasa masih terbatas dan kurang merata. Hanya anak-anak tertentu saja yang mendapat kesempatan untuk berada di PAUD. Anak-anak yang memperoleh kesempatan PAUD tersebut umumnya berasal dari keluarga mampu di daerah perkotaan. Kendala lainnya yaitu kurangnya pengetahuan orang tua.  Keterbatasan pengetahuan dan informasi yang dimiliki orang tua menyebabkan orang tua tidak memahami potensi luar biasa yang dimiliki anak-anak pada usia 0-6 tahun sehingga potensi yang dimiliki anak tidak berkembang optimal.

Dampak pola asuh orangtua dalam pendampingan anak usia dini dijelaskan oleh Campbell (1995), bahwa pengasuhan yang asal-asalan, tidak konsisten, dan penuh penolakan akan mendatangkan kemarahan anak, frustrasi dan ketidakpatuhan. Sebaliknya, adanya kemampuan orangtua ataupun pengasuh untuk memenuhi kebutuhan anak akan tuntunan, dukungan, dan berbagi emosi yang positif yang mengatur tingkat perkembangan kepercayaan, pemahaman diri, serta kemauan untuk terlibat dengan orang lain dalam cara yang positif dan adaptif diyakini sebagai faktor positif bagi anak. Demikian pula Franz, McClelland, dan Weinberger (1991), menyatakan bahwa kehidupan sosial anak-anak ketika di rumah maupun di sekolah sangat mempengaruhi terbentuknya tingkah laku sosial pada anak.

Upaya pengembangan kepedulian masyarakat terhadap keberadaan PAUD membutuhkan dukungan dari berbagai pihak. Dukungan dari pemerintah sangat diharapkan agar semua lapisan masyarakat mendapatkan layanan PAUD secara proporsional. Perlunya peningkatan kualitas guru sebagai tenaga pendamping PAUD,  pengadaan fasilitas berupa sarana dan lingkungan belajar yang baik serta kurikulum berupa program yang terstruktur didukung pula dengan layanan gizi, perawatan dan pengasuhan kesehatan serta sosialisasi yang optimal.

Tulisan tentang kepedulian masyarakat pada keberadaan PAUD ini adalah materi siaran di RRI Yogyakarta pada 24 Agustus 2016. Siaran ini dapat berlangsung dengan lancar karena ada kerjasama antara RRI Yogyakarta dan Fakultas Psikologi UP45 Yogyakarta. Siaran kali ini dilakukan oleh dosen Psikologi UP45 yaitu Wahyu Widiantoro dan mahasiswa Wulandari. Wulandari adalah salah satu mahasiswa cemerlang di Fakultas Psikologi UP45. Pengalamannya sangat luas dalam bidang PAUD, karena selain menjadi mahasiswa ia juga seorang guru PAUD. Kelak kalau sudah menjadi sarjana psikologi, ia ingin mengarahkan anak-anak didiknya sesuai dengan berbagai pengetahuan tentang Psikologi Perkembangan. Pada acara tersebut juga ada kuis yang menarik. Kuis dimenangkan oleh Ibu Atik, guru TK Kamulan Yogyakarta. Beliau tinggal di Nologaten Yogyakarta. Semoga acara yang menarik serta memberi inspirasi pada masyarakat Yogyakarta ini terus berlangsung.

Referensi:

Campbell, S.B. (1995). Behavior problems in preschool children: A review of recent research. Journal of Child Psychology and Psychiatry, 36 (1), 113-149.

Franz, C.E., Mc. Clelland, D.C., & Weinberger, J., (1991). Childhood antecedents of conventional school accomplishment in midlife adults. Journal of Personality and Social Psychology, 60, 586 – 595.

Suggested citation:

Widiantoro, F. W. (2016). Kepedulian masyarakat terhadap keberadaan PAUD. RRI Yogyakarta. 24 Agustus 2016.

PRESENTASI KARYA ILMIAH DAN PARTISIPASI PADA SEMINAR NASIONAL

Fx. Wahyu Widiantoro

Fakultas Psikologi Univesitas Proklamasi 45

Yogyakarta

Motivasi berprestasi memberikan pengaruh yang besar terhadap pencapian yang diperoleh mahasiswa. Seperti telah ditunjukan oleh wakil dari Fakultas Psikologi UP45 yang mampu dengan sukses mempresentasikan karya tulis ilmiah mereka dalam seminar nasional bertajuk ”Aktualisasi Potensi Anak Bangsa Menuju Indonesia Emas”, di Auditorium Kampus Universitas Muria Kudus (UMK) pada Sabtu, 13 Agustus 2016.

Acara dibuka oleh Rektor UMK Bapak Dr. Suparnyo, SH, MS. ”Jumlah Anak Berkebutuhan Khusus semakin bertambah. Kegiatan seminar nasional ini diadakan sebagai sebuah kepedulian kami terhadap nasib generasi penerus bangsa, khususnya anak-anak berkebutuhan khusus yang memiliki keistimewaan tumbuh kembang dengan anak-anak normal seusianya”, ungkap Bapak Suparnyo. Dijelaskan pula oleh Dekan Fakultas Psikologi UMK Iranita Hervi M., S.Psi., M.Psi., dalam kata sambutannya bahwa seminar bertujuan menyadarkan dan memberi wawasan kemampuan deteksi dini dan intervensi psikologis pada Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) sebagai salah satu upaya mewujudkan generasi emas Indonesia tahun 2045.

Narasumber dalam seminar yaitu Dr. Indun Lestari Setyono M.Psi., selaku pakar Gifted Child dan Konsultan Anak Berkebutuhan Khusus, Biro Konsultasi Psikologi Dwipayana Bandung yang memaparkan materi ‘’Deteksi Dini dan Aktualisasi Potensi Anak Cerdas Istimewa (Gifted Child)’’ dan RM. Maulana Chandra Wibawa, selaku Ketua Yayasan Cinta Harapan Indonesia Autism Center/YCHI Jakarta dengan materinya bertajuk ‘’Deteksi Dini, Intervensi, dan Aktualisasi Potensi ABK’’.

Diskusi dan tanya jawab dalam acara seminar terasa semakin kekurangan waktu karena begitu menariknya pembahasan tema tentang anak Gifted yang dipaparkan oleh para narasumber. ”Janganlah memandang secara negative namun apa yang bisa kita lakukan dengan kondisi tersebut”, demikian saran Ibu Indun terhadap keluarga yang memiliki anak ABK. Dijelaskan pula tentang cara melatih ABK agar mampu berkembang secara sehat. ”Kesalahan pola asuh pada anak usia dini berdampak pada ketidak mampuan ABK untuk berkembang secara wajar”, demikian dijelaskan oleh  Bapak Maulana.

Aktualisasi potensi anak bangsa menuju Indonesia Emas didukung sepenuhnya oleh Fakultas Psikologi UP45.  Dosen, mahasiswa, dan alumni memilki kepedulian atas situasi pendidikan dan aktualisasi potensi anak bangsa. Kepedulian itu untuk memajukan bangsa. Dosen, mahasiswa, alumni, dan teman sejawat dari  Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim di Malang telah bekerja sama dan menghasilkan empat karya intelektual yang sangat menarik. Teman sejawat tersebut adalah Dr. Siti Mahmudah, S.Psi., MPsi. Alumni yang terlibat adalah Hartosujono, SE., S.Psi., M.Si. yang kini telah menjadi dosen di Fakultas Psikologi Universitas Sarjana Wiyata Yogyakarta. Karya-karya mereka adalah:

  1. Dewi Handayani, Nurul Hidayah, Siti Mahmudah, & Arundati Shinta = KDRT DAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DALAM BIDANG EKONOMI.
  2. FX. Wahyu Widiantoro, Wartono, Hartosujono & Arundati Shinta. = PEMBERDAYAAN WARGA DIFABEL: KUNCI SUKSES PENGGALIAN POTENSI DALAM BIDANG BISNIS.
  3. Dewi H. Harahap, Tri Welas Asih, Siti Mahmudah & Arundati Shinta = TURNOVER DAN STRATEGI ORGANISASI UNTUK MENGATASINYA MELALUI PEMBERDAYAAN KARYAWAN.
  4. Wahyu Widiantoro, Wahyu Relisa Ningrum, Siti Mahmudah, & Arundati Shinta = PENDAMPINGAN ANAK-ANAK JALANAN: KEPEDULIAN DAN KERELAWANAN DARI MAHASISWA.

Oleh karena ada berbagai kendala teknis, maka tim Psikologi UP45 yang berangkat untuk mempresentasikan penelitian ini hanya empat orang yakni Nurul Hidayah, Wartono, Tri Welas Asih dan Wahyu Relisa Ningrum. Seorang dosen muda Psikologi UP45 yaitu Wahyu Widiantoro, juga ikut ke Kudus dan berperan sebagai pendamping.

KERJASAMA PSIKOLOGI UP45 & RRI MINGGU KE-161

OSPEK YANG HUMANIS DAN BERMANFAAT:

HINDARI KECENDERUNGAN BULLYING MAHASISWA BARU

Fx. Wahyu Widiantoro

Fakultas Psikologi Universitas Proklamasi 45

Yogyakarta

Orientasi Studi dan Pengenalan Kampus (Ospek) merupakan kegiatan awal bagi setiap peserta didik yang bertujuan memperkenalkan mahasiswa baru pada lingkungan kampus. Ospek diharapkan mampu membentuk karakter mahasiswa yang jelas berbeda ketika menjalani pendidikan sebagai pelajar. Banyak hal baru yang harus dipahami agar mampu beradaptasi dengan baik yaitu lingkungan kampus, sistem akademik, fasilitas, tata tertib serta kebersamaan dengan teman-teman baru yang nantinya akan membantu disaat dibutuhkan.

Ospek menjadi nampak negatif karena oknum-oknum tertentu yang menyalah artikan sebagai ajang balas dendam  terhadap perlakuan senior terdahulu. Semakin memprihatinkan di dunia pendidikan karena berbagai media juga memberitakan tentang kekerasan juga terjadi pada Masa Orientasi Siswa (MOS) di tingkat pelajar di sekolah barunya. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Bapak Anies Baswedan mengambil sikap tegas terhadap beragam peristiwa tersebut.  Bapak Anies menghimbau masyarakat melapor bila menemukan tindak kekerasan atau perpeloncoan (Putra, 2016). Segala bentuk perpeloncoan tidak dibenarkan. Kata Ospek dihapus dan diganti dengan pengenalan lingkungna sekolah (Puspitasari, 2016).

Secara retoris Ospek dan MOS bertujuan baik yang merupakan salah satu bentuk program kampus dan sekolah untuk mahasiswa dan siswa baru guna mempersiapkan diri memasuki lingkungan belajar yang baru. Beragam kegiatan yang bisa dilakukan dengan lebih humanis dan bermanfaat serta menghindari kecenderungan bullying pada mahasiswa baru antara lain yaitu kegiatan yang mengutamakan eratnya hubungan senior-junior, bukan membentak-bentak junior namun hendaknya melayani membantu junior beradaptasi dengan lingkungan kampus. Kegiatan lebih efektif, efisien seperti melakukan kerja sosial, membersihkan toilet umum merupakan kegiatan yang menyenangkan dan mampu menjalin keakrapan melalui permainan-permainan, sehingga mahasiswa baru mendapatkan pengarahan akademis secara umum dan pengenalan fasilitas kampus, diskusi tentang isu-isu penting sehingga lebih siap menghadapi kuliah.

Siaran ini merupakan hasil kerjasama antara Fakultas Psikologi UP45 dengan RRI Yogyakarta. Siaran ini terlaksana pada Rabu, 3 Agustus 2016. Kerjasama yang baik ini sudah berlangsung pada minggu ke-161. Kerjasama ini dimulai pada Agustus 2012 dan akan berakhir pada Agustus 2017. Siaran kali ini dilaksanakan oleh dosen Psikologi UP45 yaitu Wahyu Widiantoro, dengan dibantu oleh dua mahasiswa Psikologi yang cemerlang yaitu Tri Welas Asih dan Nurul Hidayah. Kedua mahasiswa tersebut sudah mempunyai banyak publikasi dan juga sudah sering menjadi nara sumber di RRI.

Referensi:

Puspitasari, M. A. (2016). Biarkan perpeloncoan, Mendikbud ancam pecat Kepala Sekolah. News. Tempo.com. Minggu, 19 Juni 2016. 22:44 WIB.

Putra, L. M. (2016). Menemukan perpeloncoan dan kekerasan di sekolah, lapor ke nomor Ini. (Editor: Krisiandi). News.Nasional.Kompas.com. Selasa, 12 Juli 2016, 06:02 WIB.

Suggested citation:

Widiantoro, F. W. (2016). Ospek yang humanis dan bermanfaat: Hindari lecenderungan bullying mahasiswa baru. RRI Yogyakarta. 3 Agustus 2016.